Crownqq

Sabtu, 25 November 2023

Menengan kembali sosok olo panggabean

 
SAHARA OLOAN PANGGABEAN adalah seorang tokoh yang terkenal karena di bidang perjudian dan juga karena sifat filantropinya . Olo panggabean merupakan pendiri oraganisasi paramiliter Ikatan Pemuda Karya 
( IPK ) yang bermarkas di Medan Sumatra Utara.



KELUARGA 
Olo adalah anak ketujuh dari delapan bersaudara dari pasangan Friedolin Panggabean dan Ester Hutabarat. Sampai akhir hayatnya olo tidak pernah menikah.

PENDIRIAN IPK
Olo Panggabean di perhitungkan setelah keluar dari organisasi Pemuda Pancasila , saat itu di bawah naungan Effendi Nasution aliasn Pendi Keling. Salah seseorang tokoh Eksponen 66 
Tanggal 28 Agustus 1969, Olo Panggabean bersama sahabat dekatnya, Syamsul Samah mendirikan IPK. Masa mudanya itu, dia dikenal sebagai preman besar.

Wilayah kekuasannya di kawasan bisnis di Petisah. Dia juga sering dipergunakan oleh pihak tertentu sebagai debt collector. Sementara organisasi yang didirikan terus berkembang, sebagai bagian dari lanjutan Sentral Organisasi Buruh Pancasila (SOB Pancasila), di bawah naungan dari Koordinasi Ikatan – Ikatan Pancasila (KODI), dan pendukung Penegak Amanat Rakyat Indonesia (Gakari).

Olo Panggabean sering disebut sebagai seorang "raja perjudian" yang berpengaruh[1][2][3] di kawasan tersebut, meskipun tuduhan terhadapnya belum dapat dibuktikan pihak berwajib.[2] Dan saat ini IPK dipimpin oleh keponakannya Budi Panggabean


PERISTIWA PENEMBAKAN BRIMOB

Olo Panggabean pernah dituding sebagai pengelola sebuah perjudian besar di Medan. Semasa Brigjen Pol Sutiono menjabat sebagai Kapolda Sumut (1999), IPK pernah diminta untuk menghentikan praktik kegiatan judi. Tudingan itu membuat Moses Tambunan marah besar. Sebagai anak buah Olo Panggabean, Moses menantang Sutiono untuk dapat membuktikan ucapannya tersebut.

Persoalan ini diduga sebagai penyulut insiden di kawasan Petisah. Anggota brigade mobile (Brimob) terluka akibat penganiayaan sekelompok orang. Merasa tidak senang, korban yang terluka itu melaporkan kepada rekan – rekannya. Insiden ini menjadi penyebab persoalan, sekelompok oknum itu memberondong “Gedung Putih” dengan senjata api.




  





0 komentar:

Posting Komentar